Headline

Translate

PERAN MULTIMEDIA BAGI GURU

Written By Muh Rizal Firdaus on Wednesday, November 16, 2022 | 7:01 PM

 

PERAN MULTIMEDIA BAGI GURU

            Tidak dapat dipungkiri, menciptakan kegitatan belajar mengajar (KBM) yang menarik di kelas masih menjadi masalah bagi hampir sebagian besar guru. Berbagai upaya dalam rangka menjawab permasalahan ini telah dirumuskan oleh berbagai pihak tidak terkecuali guru yang mengajar di kelas. Daya tarik perkembangan teknologi serta gaya siswa masa kini yang ‘cuex dan santai’ seolah-olah terlalu kuat untuk diimbangi oleh guru, sehingga menarik perhatian siswa untuk terlibat dalam pembelajaran di kelas menjadi hal yang sulit dilakukan.

            Berdasarkan pengalaman saya selama mengajar, mendapatkan kesan menarik untuk mengikuti KBM oleh siswa adalah langkah awal yang penting dan menentukan bagi Penggunaan media pembelajaran yang dapat menghadirkan visualisasi dari materi palajaran akan sangat membantu tidak hanya guru dalam menyampaikan materi tetapi juga siswa sebagai subjek pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran adalah dalam rangka menjawab kebutuhan tersebut. Dengan multimedia materi dapat disajikan dalam bentuk gambar dua dimensi maupun tiga dimensi, tampilan teks yang interaktif, efek animasi (gambar bergerak), kombinasi warna yang menarik serta alat bantu suara (audio) yang membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah.

            Selain hal diatas, penggunaan multimedia juga memberikan peranan penting dalam hal mampu menimbulkan rasa senang kepada siswa selama proses KBM berlangsung. Hal ini akan menambah motivasi siswa selama proses KBM berlangsung sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Berdasarkan survey yang pernah saya lakukan terhadap siswa-siswi saya di sebuah sekolah, 90% siswa menyukai pembelajaran dengan penggunaan multimedia dan merasa lebih mudah memahami materi pelajaran.

            Adanya alat peraga yang kontekstual dengan materi pelajaran akan semakin menguatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Alat peraga dapat diambil dari lingkungan atau dapat pula dirancang dan dibuat sedemikian rupa dari barang-barang sederhana yang ada di lingkungan. Memang butuh pemikiran dan pekerjaan ekstra untuk mengusahakannya, namun jika bisa diadakan akan sangat membantu guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar.

            Penggunaan multimedia dan alat peraga dalam pembelajaran adalah suatu upaya untuk menciptakan suasana belajar kreatif dan inovatif tanpa mengurangi tujuan belajar yang sesungguhnya yaitu adanya perubahan tingkah laku siswa yang dapat diukur dan diamati. Menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswa tentulah hal yang ingin dicapai oleh guru dimanapun dan kapanpun juga. Dengan menarik perhatian siswa pada KBM yang guru ciptakan tentulah motivasi belajar siswa akan meningkat demikian pula pemahaman akan konsep materi pelajaran yang tentu saja berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat pula.

            Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi multimedia mampu memberi kesan yang besar dalam bidang komunikasi dan pendidikan karena bisa mengintegrasikan teks, grafik,animasi, audio dan video. Multimedia telah mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran ke arah yang lebih dinamik. Namun yang lebih penting ialah pemahaman tentang bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan lebih efektif dan dapat menghasilkan ide–ide untuk pengajaran dan pembelajaran.

            Pada masa kini, guru perlu mempunyai kemahiran dan keyakinan diri dalam menggunakan teknologi ini dengan cara yang paling berkesan. Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif, lebih menggalakkan komunikasi aktif antara berbagai hal. Penggunaan komputer multimedia dalam proses pengajaran dan pembelajaran adalah dengan tujuan meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran. Dengan berkembangnya teknologi multimedia, unsur-unsur video, bunyi, teks dan grafik dapat dikemas menjadi satu melalui Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK).

            Sekarang ini, materi PBM telah banyak ditemukan banyak ditemukan diberbagai platform media seperti youtube, Instagram, telegram dan platform-flatform lainya.  Model – model ini dapat digunakan dalam pembelajaran di dalam kelas atau pembelajaran sendiri. Bisa juga digunakan untuk pembelajaran di rumah dan di sekolah. Sesi pembelajaran bisa disesuaikan dengan tahap penerimaan dan pemahaman pelajar. Pencapaian dan keberhasilan pelajar akan diuji. Jika pelajar tidak mencapai tahap yang memuaskan, maka sesi pemulihan pula akan dilaksanakan.

            Record pencapaian pelajar akan disimpan supaya prestasi pelajar bisa diawasi. Konsep pembelajaran sendiri dapat dilaksanakan bila informasi tersebut menarik dan memotivasikan pelajar untuk terus belajar. Ini dapat dicapai jika materi atau informasi di rekabentuk dengan baik menggunakan multimedia. Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif akan meng galak kan komunikasi berbagai hal (pelajar-guru, pelajar-pelajar, pelajar komputer) Gabungan berbagai media yang memanfaatkan sepenuhnya indra penglihatan dan pendengaran mampu menarik minat belajar. Namun yang lebih utama ialah pencapaian objektif pengajaran dan pembelajaran dengan berkesan.

            Harus diingat bahawa teknologi multimedia hanya bertindak sebagai pelengkap, tambahan atau alat bantu kepada guru. Multimedia tidak akan mengambil alih tempat dan tugas guru. Multimedia adalah sebagai saluran pilihan dalam menyampaikan informasi dengan cara yang lebih berkesan Multimedia interaktif dapat digunakan untuk bermacam-macam bidang pekerjaan, tergantung kreativitas untuk mengembangkannya.

7:01 PM | 0 comments | Read More

Pengertian dan Jenis Mutimedia

 

Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi (Hofstetter 2001). Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia Game. Multimedia juga dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda dalam menyampaikan informasi berbentuk text, audio, grafik, animasi, dan video. Multimedia berasal dari kata ‘multi’ dan ‘media’. Multi berarti banyak, dan media berarti tempat, sarana atau alat yang digunakan untuk menyimpan informasi. Jadi berdasarkan kata, ‘multimedia’ dapat diasumsikan sebagai wadah atau penyatuan beberapa media yang kemudian didefinisikan sebagai elemen-elemen pembentukan multimedia.

Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio, animasi dan video. Dalam definisi modern, Multimedia berarti kombinasi media seperti teks, gambar, suara, animasi, video dan lain-lain secara terpadu dan sinergis melalui komputer dan pelantara elektronik lain untuk mencapai tujuan tertentu. 

1.2 Jenis Multimedia

Multimedia (Kaligis, dkk 2020) terbagi menjadi dua kategori, yaitu:

a.     Multimedia Linier

Multimedia Linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya : TV dan film.

 

b.     Multimedia interaktif

Multimedia Interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanutnya. Contoh multimedia interaktif adalah : multimedia pembelajaran interaktif, apliaksi game, dll.

Menurut Hofstetter (2001,p16) komponen multimedia terbagi menjadi lima jenis yaitu:

1.     Teks

Teks merupakan elemen multimedia yang menjadi dasar untuk menyampaikan informasi, karena teks adalah jenis data yang paling sederhana dan membutuhkan tempat penyimpanan yang paling kecil. Teks merupakan cara yang paling efektif dalam mengemukakan ide-ide kepada pengguna, sehingga penyampaian informasi akan lebih mudah dimengerti oleh masyarakat. Jenis-jenis teks seperti Printed Text, yaitu teks yang dihasilkan oleh word processor atau word editor dengan cara diketik yang nantinya dapat dicetak. Scanned Text yaitu teks yang dihasilkan melalui proses scanning tanpa pengetikan. Dan Hypertext yaitu jenis teks yang memberikan link ke suatu tempat / meloncat ke topik tertentu.

2.     Grafik (image)

Sangat bermanfaat untuk mengilustrasi informasi yang akan disampaikan terutama informasi yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Jenis-jenis grafik seperti bitmap yaitu gambar yang disimpan dalam bentuk kumpulan pixel, yang berkaitan dengan titik-titik pada layar monitor. Digitized picture adalah gambar hasil rekaman video atau kamera yang dipindahkan ke komputer dan diubah ke dalam bentuk bitmaps. Hyperpictures, sama seperti hypertext hanya saja dalam bentuk gambar.

3.     Audio

Multimedia tidak akan lengkap jika tanpa audio (suara). Audio bisa berupa percakapan, musik atau efek suara.

Menurut Hatfield (Misnadi dan Kusumah, 2005), ”Pembelajaran berbasis komputer (computer-based instruction) merupakan eksekusi program untuk tujuan-tujuan instruksional”. Munculnya komputer mikro dengan  interface grafik disertai dengan kemudahan pengoperasiannya yang diatur lewat menu yang konsisten, pengembangan courseware (bahan ajar) pendidikan berbasis komputer dapat diciptakan sebagai pendukung tujuan instruksional secara bervariasi, sehingga strategi pembelajaran matematika bisa menjadi semakin menarik. Ini merupakan fenomena yang tumbuh dan berkembang dengan pesat. Jenis pembelajaran berbasis komputer (computer-based instruction) yang merupakan eksekusi program yang didasarkan pada tujuan-tujuan instruksional ini mencakup: Computer-Aided/ Assisted Instruction (CAI), Computer-Assisted Learning (CAL), Computer-based Training (CBT), konferensi komputer (computer conference), Surat elektronik (e-mail),  web site, dan komputer multimedia.

Menurut Coburn (dalam academia.edu), ada beberapa model pembelajaran pola CAI, yakni praktek (drill and practice),  tutorial, permainan (game), simulasi (simulation), penemuan (discovery), dan pemecahan masalah (problem solving). Berikut penjelasan mengenai beberapa model tersebut.

1.     Model  Drill and Practice; model ini digunakan untuk memelihara dan meningkatkan keterampilan yang telah dipelajari. Tujuan drill mencakup belajar asosiasi, seperti mengulangi definisi, hukum, atau teori yang berhubungan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Tujuan dari practice adalah berkaitan dengan prosedur yang memuat algoritma dan penyelesaian soal-soal yang diberikan.

2.     Model Tutorial; model ini dibuat untuk membantu siswa belajar keterampilan-keterampilan baru yang diperoleh melalui penyajian  informasi dan materi pelajaran yang diikuti dengan pemberian soal latihan terkait dengan materi yang diberikan. Tambahan informasi, reinforcement, dan umpan balik diberikan berdasarkan respon siswa.

3.     Model simulasi; model ini disajikan untuk membantu siswa dalam memahami materi-materi yang memerlukan penjelasan proses yang berlangsung secara berurutan, atau untuk memberikan suatu gambaran yang cepat dan cermat jika dibandingkan dengan pengerjaan manual.

4.     Model Permainan (Game); model ini didesain untuk membangkitkan gairah belajar, melalui permainan ini diselipkan konsep yang akan diajarkan. Model ini digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran melalui permainan biasanya disertai dengan penentuan skor, siswa yang telah melalui tahapan permainan dan mencapai skor tertentu kemudian diberi arahan dan pejelasan mengenai skor yang mereka raih. Siswa dengan skor tinggi tentunya akan termotivasi untuk menyelesaikan permainan berikutnya sedangkan siswa yang skornya masih rendah dapat dengan segera memperoleh penguatan (reinforcement). Dengan demikian, konsep dan pengetahuan yang diperoleh melalui model ini dapat tertanam lebih lama di dalam pikiran siswa.

Format  sajian  multimedia  pembelajaran menurut Heinick dkk. 1986 (Warsita 2008: 140 ) dapat  dikategorikan  ke  dalam  lima  kelompok.

1.       Tutorial format; sajian ini merupakan multimedia pembelajaran yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu  konsep disajikan dengan teks, gambar, baik diam atau bergerak dan grafik. Pada saat yang tepat, yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasikan dan menyerap konsep itu, diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas.

2.       Praktik dan latihan (Drill dan Practice);  format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna, sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program menyediakan serangkaian pertanyaan yang biasanya ditampilkan secara acak, sehingga setiap kali digunakan, maka  pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda.

3.       Simulasi (simulation); multimedia pembelajaran dengan format ini mencoba menyamai  proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang. Pengguna seolah-olah melakukan aktivitas menerbangkan pesawat, menjalankan usaha kecil, atau pengendalian  pembangkit listrik tenaga nuklir, dan lain-lain.

4.       Percobaan atau Eksperimen; format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada  kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi, atau kimia.  Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Pada akhirnya, pengguna diharapkan dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang dilakukan secara maya.

5.       Permaianan (game); bentuk permaianan yang disajikan disini  mengacu  pada  proses pembelajaran dan dengan program multimedia berformat diharapkan     terjadi aktifitas belajar  sambil bermain. Dengan  demikian,  pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang mempelajari suatu konsep sehingga sangat menyenangkan.

1.3  Pemanfaatan Mutimedia

Multimedia memberi nuansa baru dalam pemerolehan informasi melalui aktivitas membaca. Membaca berbantukan multimedia dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu menjadikan kegiatan membaca lebih dinamis dengan memberi dimensi baru pada katakata. Apalagi dalam hal penyampaian makna, kata-kata dalam aplikasi multimedia bisa menjadi pemicu yang dapat digunakan memperluas cakupan teks untuk memeriksa suatu topik tertentu secara lebih luas. Multimedia melakukan hal ini bukan hanya dengan menyediakan lebih banyak teks melainkan juga menghidupkan teks dengan menyertakan bunyi, gambar, musik, animasi dan video.  

Multimedia memberi nuansa baru dalam pemerolehan informasi melalui aktivitas membaca. Membaca berbantukan multimedia dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu menjadikan kegiatan membaca lebih dinamis dengan memberi dimensi baru pada katakata. Apalagi dalam hal penyampaian makna, kata-kata dalam aplikasi multimedia bisa menjadi pemicu yang dapat digunakan memperluas cakupan teks untuk memeriksa suatu topik tertentu secara lebih luas. Multimedia melakukan hal ini bukan hanya dengan menyediakan lebih banyak teks melainkan juga menghidupkan teks dengan menyertakan bunyi, gambar, musik, animasi dan video.

Dengan dokumen berbentuk multimedia dapat mengatasi persoalan yang dihadapi seperti kesulitan tidak menemukan kembali topik dari buku yang sudah dibaca sebelumnya. Bahkan dapat mencari seluruh teks yang menggunakan kata kunci tentang satu atau beberapa topik. Disamping itu, dokumen multimedia dapat menunjukkan acuan bukan hanya ke topik yang tercantum di dalam dokumen itu sendiri, tetapi juga ke dokumen-dokumen lain yang terhubung dengan dokumen tersebut, serta ke semua dokumen yang terhubung dengan dokumen-dokumen ini, dan seterusnya. Multimedia menggunakan link yang memungkinkan menelusuri jagad informasi yang saling terhubung dengan sangat cepat, setara dengan kecepatan cahaya, karena menggunakan gelombang elektromagnetik. Jaringan global multimedia ini sering dinamakan Superhighway Informasi. Dengan dokumen berbentuk multimedia dapat mengatasi persoalan yang dihadapi seperti kesulitan tidak menemukan kembali topik dari buku yang sudah dibaca sebelumnya. Bahkan dapat mencari seluruh teks yang menggunakan kata kunci tentang satu atau beberapa topik.

7:01 PM | 0 comments | Read More

10 Prinsip Belajar Menurut Bothwell

Written By Muh Rizal Firdaus on Wednesday, August 10, 2022 | 9:51 PM

 10 Prinsip Belajar Menurut Bothwell

Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar. Oleh karena itu, dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar.

Banyak ahli yang mengemukakan berbagai prinsip belajar yang harus diprtimbangkan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satu ahli di antaranya adalah Bothwell (1968), yang mengemukakan sepuluh prinsip belajar.

1.       Prinsip Kesiapan (Readiness)

Proses belajar dipengaruhi oleh kesiapan siswa. Yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness adalah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Seorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan untuk menguasai kemampuan yang diharapkan. Yang termasuk kesiapan adalah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi, latar belakang, pengalaman, hasil belajar yang lalu, dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.

Berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan, yang perlu diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran.

a.       Seorang individu akan dapat belajar dengan baik apabila tugas-tugas yang diberikan kepadanya erat hubungannya dengan kemampuan, minat, dan latar belakangnya.

b.       Kesiapan belajar harus dikaji bukan diduga. Hal ini mengandung arti bahwa apabila seorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan siswanya untuk mempelajari sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan.

c.       Jika seorang individu kurang memiliki kesiapan untuk suatu tugas, tugas itu akan ditunda sampai individu tersebut memiliki kesiapan untuk melaksanakan tugas.

d.       Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan. Hal ini berarti bahwa siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin memiliki pola kemampuan mental yang berbeda.

e.       Bahan-bahan, kegiatan dan tugas, seharusnya divariasikan sesuai dengan faktor kesiapan individu.

Berkaitan dengan prinsip kesiapan dalam belajar, dalam memulai kegiatan pembelajaran guru hendaknya memberikan apersepsi. Apersepsi berfungsi mempersiapkan kondisi belajar pada siswa. Melalui apersepsi guru dapat menciptakan suasana siap mntal siswa untuk mengikuti pembelajaran. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menyiapkan siswa untuk belajar, diantaranya adalah:

a.       Mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi yang telah dikuasai siswa.

b.       Memulai pembelajaran dari hal-hal yang telah dikenal atau dikuasai siswa.

 

2.       Prinsip Motivasi (Motivation)

Motivasi adalah suatu kondisi pada diri individu yang memprakarsai kegiatan mengatur arah kegiatan, dan memelihara kesungguhan individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologis

Yang perlu di perhatikan dalam pengembangan proses belajar :

a.       Kesungguhan individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologis,sosial dan emosional.

b.       Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha.

c.       Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan motivasi belajar.

Berkenaan dengan prinsip motivasi,dalam memebantu siswa belajar, Guru hedaknnya mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menarik dan mempelihara perhatian siswa disertai sesuai kebutuhan dan minat siswa.

Proses pembelajaran yang efektif, yaitu pembelajaran yang memotivasi siswa akan memungkinkan pengesuan optimal dan memberikan pengalaman yang berharga baik bagi siswa maupun bagi guru.

3.       Prinsip Persepsi

Presepsi adalah interpretasi tentang situasi hidup. Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu.

Siswa yang mempunyai presepsi positif terhadap kegiatan belajar dan dirinya,mereka akan senang dan sungguh-sungguh belajar.

Berkenaan dengan prinsip persepsi ini, berikut ini beberapa hal penting yang harus diperhatikan:

a.       persepsi siswa terhadap Sesutu di pengaruhi oleh factor lingkungan dimana siswa berada.

b.       Penafsiran individu terhadap sesuatu tergantung pada tujuan, sikap, pengalama, kesehatan, perasaan, dan kemampuannya

c.       Cara seorang melihat dirinya berpengaruh terhadap perilakunya. Dalam suatu situasi seorang siswa cenderung bertindak sesuai dengan cara ia melihat dirinya sendiri.

d.       Untuk membentuk presepsi yang tepat, siswa dapat dibantu dengan cara memberi kesempatan kepada mereka untuk menilai dirinya sendiri. Perilaku yang baik tergantung pada persepsi yang cermat dan nyata mengenai suatu situasi.

e.       Kecermatan persepsi harus sering dicek. Diskusi kelompok dapat dijadikan sarana untuk mengklarifikasi persepsi mereka.

f.        Tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa akan mempengaruhi pandangannya terhadap dirinya.

Dalam menumbuhkan persepsi yang positif baik terhadap dirinya maupun terhadap kegiatan belajar, guru hendaknya :

a.       Menciptakan iklim kelas yang menyenangkan dan aman sehingga siswa merasa senang dalam belajar.

b.       Mengorganisasi materi pelajaran dengan memperhatikan tingkat kesulitan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

c.       Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menarik sehingga siswa merasa senang dalam melaksanakan tugas belajar yang diberikan.

d.       Memberikan tugas atau kegiatan yang menekankan pada kekuatan atau kelebihan siswa.

 

4.       Prinsip Tujuan

Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang. Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh siswa pada saat proses belajar terjadi. Mengenai tujuan ini ada beberapa individu yang perlu diperhatikan:

a.       Tujuan seharusnya mewadahi kemampuan yang harus dicapai.

b.       Penetapan tujuan seharusnya mempertimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat.

c.       Siswa akan dapat menerima tujuan yang dirasakan memenuhi kebutuhannya.

d.       Tujuan guru dan siswa seharusnya sama atau sesuai.

e.       Aturan-aturan yang ditetapkan oleh masyarakat dan pemerintah biasanya akan mempengaruhi perilaku.

f.        Tingkat keterlibatan siswa mempengaruhi tujuan yang direncanakan dan yang hasil yang dapat dicapai.

g.       Perasaan siswa mengenai manfaat dan kemampuannya dapat mempengaruhi perilaku.

h.       Tujuan harus dirumuskan dengan jelas dan dapat diterima oleh siswa.

Berkaitan dengan prinsip tujuan ini, untuk membantu siswa berhasil dalam belajarnya, guru hendaknya merumuskan tujuan dengan memperhatikan minat dan kebutuhan siswa. Apabila siswa melihat kesesuaian antara minat dan kebutuhannya dengan tujuan yang dirumuskan, motivasi belajar mereka akan meningkat.

 

5.       Prinsip Perbedaan Individual

Menurut prinsip ini, proses belajar yang terjadi pada setiap individu berbeda satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan oleh fisik maupun psikhis. Berkaitan dengan perbedaan individual dalam proses belajar, ada beberapa hal yang perlu diingat:

a.       Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan yang berbeda-beda.

b.       Para siswa perlu mengenal potensinya dan seharusnya dibantu untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatannya sendiri.

c.       Para siswa membutuhkan variasi tugas, bahan, dan metode yang sesuai dengan tujuan, minat, dan latar belakangnya.

d.       Siswa cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan pengalaman masa lalunya yang ia rasakan berarti.

e.       Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat lebih diperkuat apabila individu tidak merasa terancam lingkungannya, sehingga ia merasa merdeka untuk turut ambil bagian secara aktif dalam kegiatan belajar.

f.        Siswa yang didorong untuk mengembangkan kekuatannya akan mau belajar lebih giat dan sungguh-sungguh.

Dengan adanya prinsip individual dalam proses belajar, kegiatan pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan kesanggupan individual siswa. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilaksanakan oleh guru dalam rangka upaya memenuhi kebutuhan individu siswa adalah:

a.       Melaksanakan kegiatan kelompok, pengelompokan didasarkan atas kesanggupan siswa.

b.       Memberikan tugas yang dapat diselesaikan sesuai dengan kecepatan masing-masing individu.

c.       Memberikan tugas tambahan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran, dan memberikan tugas pengayaan bagi siswa yang telah mampu menguasai materi.

d.       Melaksanakan pembelajaran proyek atau unit.

 

 

 

 

6.        Prinsip Transfer dan Retensi

Dalam proses belajar, seseorang dituntut untuk menyerap dan menyimpan hasil belajar (retensi) serta menggunakannya dalam situasi baru (transfer). Berhubungan dengan proses transfer dan retensi, ada beberapa prinsip yang haru diperhatikan :

a.       Tujuan belajar dan daya ingat dapat memperkuat retensi.

b.       Materi  yang bermakna bagi siswa dapat diserap lebih baik.

c.       Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikhis.

d.       Latihan yang terbagi dalam unit-unit akan memungkinkan retensi yang baik.

e.       Penelaahan bahan-bahan yang factual, keterampilan dan konsep dapat meningkatkan retensi dan nilai transfer.

f.        Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan.

g.       Sikap pribadi, perasaan, atau suasana emosi siswa dapat menyebabkan proses pelupaan pada hal-hal tertentu.

h.       Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila materi baru yang sama dipelajari mengikuti materi sebelumnya.

i.        Pengetahuan tentang konsep, prinsip, dan generalisasi dapat diserap dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dan dengan memberikan ilustrasi terhadap unsur-unsur yang sejenis.

j.        Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mudah bila hubungan  yang bermanfaat dalam situasi khusus dan dalam situasi yang dibuat agak sama.

k.       Pembelajaran diakhiri dengan pembuatan generalisasi atau kesimpulan.

Berkaitan dengan prinsip ini, guru seharusnya mengembangkan kegiatan pembelajaran yang :

a.       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan kemampuannya dalam memecahkan permasalahan sehari-hari.

b.       Menunjukkan hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep lain.

c.       Menggunakan berbagai media pembelajaran sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi yang dibahas.

 

7.       Prinsip Belajar Kognitif

Belajar kognitif melibatakan proses pengenalan dan atau penemuan. Belajar kognitif mencakup asosiasi antar-unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kognitif adalah :

a.       Perhatian harus di pusatakan kepada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum proses belajar kognitif terjadi.

b.       Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan individu yang ada.

c.       Bentuk-bentuk kesepian, perbendaharaan kata, kemampuan membaca, kecakapan, dan pengalaman, berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif.

d.       Pengalaman belajar harus diorganosasikan ke dalam setuan-satuan atau unit-unit yang sesuai.

e.       Bila menyajikan konsep, kebermaknakan dari konsep amatlah penting. Kegiatan mencari, menerapkan, mendefinisikan, dan menilai sangatlah di perlukan untukmenguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna.

f.        Dalam pemecahan masalah para siswa harus di bantu untuk mendifinisikan, dan membatasi linkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menasirkan dan menganalisis masalah serta memungkinkan berfikir menyebar.

g.       Perhatian yang lebih terhadap proses mental daripada terhadap hasil belajar, akan lebih memungkinkan terjadinya proses pemecahan masalah, analisis, sintesis, dan penalaran.

Untuk membantu siswa berhasil dalam proses belajar kognitif, guru hendaknya :

a.       Mempertimbangkan latar belakang dan lingkungan siswa dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

b.       Mengaitkan materi yang di pelajari dengan hal-hal yang pernah, sedang, dan akan di alami siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.

c.       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan suatu permasalahan.

 

8.       Prinsip Belajar Afektif

Proses belajar afektif seseorang menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai, emosi, dorongan, minat, dan sikap.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses  belajar afektif :

a.       Hampir semua situasi kehidupan mengandung aspek afektif.

b.       Cara siswa menyesuaikan diri dan memberikan reaksi terhadap situasiasi akan member dampak dan pengeruh terhadap proses belajar afektif.

c.       Nilai-nilai yang penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak akan tetap melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap, dan perasaan yang tidak berubah akan tetap melekat pada keseluruhan proses perkembangan.

d.       Sikap dan nilai sering dibentuk melalui proses identifikasi dari orang lain dan bukan sebagai hasil belajar langsung.

e.       Sikap lebih mudah dibentuk melalui pengalaman yang menyenangkan.

f.        Nilai-nilai yang ada pada diri individu di pengaruhi oleh standar prilaku kelompok.

g.       Proses belajar disekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat, iswa yang memiliki kesehatan mental yang baik akan dapat belajar dengan mudahdaripada yang memiliki masalah.

h.       Belajar afektif dapat dikembangkan atau di ubah melalui interaksi dengan guru dalam kelas.

i.        Siswa dapat dibantu agar lebih matang dengan cara membantu mereka mengenal dan memahami sikap, peranan, dan emosi.

Berkenaan dengan proses belajar afekti ini, guru hendaknya melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan terbentuknya kemampuan afektif siswa, seperti : kegiatan yang mempersyaratkan siswa bekerja sama, memecahkan masalah secara mandiri.

 

9.       Prinsip Belajar Psikomotor

Proses belajar psikomotor menentukan bagaimana individu mampu mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor menuntut keaktifan aspek mental dan fisik.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam belajar psikomotor, adalah :

a.       Pelaksanaan tugas dalam suatu kelompok akan menunjukan variasai dalam kemampuan dasar psikomotor.

b.       Struktur ragami dan sistem syarat individu membantu menentukan taraf penampilan psikomotor.

c.       Melalui bermain dan aktifitas informal, siswa akan memperoleh kemampuan mengontrrol gerakannya lebih baik.

d.       Dengan kematangan fisik dan mental, kemampuan siswa untuk memadukan dan memperluas gerakannya akan lebih dapat diperkuat.

e.       Faktor-faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan cakupan penampilan psikomotor individu.

f.        Penjelasan yang baik, demonstrasi, dan partisipasi aktif siswa dapat menambah efesiensi belajar psikomotor.

g.       Latihan yang cukup yang diberikan dalam rentang waktu tertentu dapat memperkuat proses belajar psikomotor.

h.       Tugas-tugas psiomotor yang terlalu sukar bagi siswa dapat menimbulkan frustrasi dan kelelahan yang tepat.

 

Dalam kegiatan pembelejaran guru hendaknya melekukan hal-hal berikut :

a.       Memberikan petunjuk secara verbal tenteng langkah-langkah yang harus ditempuh siswa untuk mengusai suatu keterampilan.

b.       Mengunakan gambar atau demonstrasikan gerakan-gerakan atau kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam menguaai keterampilan.

c.       Memberikan latihan yang cukup karena keterampilan motorik menunutut latihan yang bertahap. Tingkat kelenturan, kecepatan, dan ketepatan gerakan hanya dapat dicapai melalui latihan yang berulang-ulang.

 

10.    Prinsip Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan. Oleh karena itu, jenis, cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya. Pelaksanaan kegiatan evaluasi memungkinkan siswa untuk mengetahui kemajuan dalam pencapaian tujuan. Berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan evaluasi yang perlu diperhatikan dalam merancang pembelajaran:

a.       Evaluasi member arti pada proses belajar dan member arah baru pada siswa.

b.       Bila evaluasi dikaitkan dengan tujuan maka peran evaluasi menjadi sangat penting bagi siswa.

c.       Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru dapat mempengaruhi keterlibatan siswa dalam evaluasi dan belajar.

d.       Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap jika guru dan siswa saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan, dan pengamatan.

e.       Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan guru dalam melayani siswa.

f.        Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi.

Berkaitan dengan prinsip evaluasi, guru hendaknya melaksanakan kegiatan evaluasi secara menyeluruh, tidak hanya pencapaian hasil belajar tetapi juga proses belajar.

9:51 PM | 0 comments | Read More